BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat di dalamnya
dua komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Guru sebagai pendidik dan
pengajar serta murid-murid sebagai pelajar. Mengajar pada umumnya diartikan dengan
usaha guru untuk mencapai kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian
rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan termasuk guru,
alat pelajaran, kurikulum dan instrumen pendidikan lainnya, yang disebut proses
belajar sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan
belajar mengajar ada metode-metode tersendiri yang digunakan. Dengan pemakaian
metode-metode mengajar tersebut diharapkan tujuan pengajaran tercapai, salah
satunya adalah metode kerja kelompok.
Salah satu tugas
sekolah adalah memberikan pengajaran pada anak didik, mereka harus memperoleh
kecakapan dan pengetahuan kepada anak didik yang merupakan proses pengajaran
itu dilakukan para pendidik disekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode
tertentu.
Seorang pendidik
yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, kalau benar-benar
menginginkan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka
penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode
penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima.
Pemilihan teknik
atau metode yang tepat kiranya memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan
teknik atau metode yang akan dipergunakannya. Hal ini sesuai dengan kedudukan
metode itu sendiri dimana kedudukan metode dalam proses belajar mengajar itu
ada tiga. Pertama, metode sebagai alat ekstrinsik, maksudnya dengan
menggunakan metode yang tepat dan bervariasi. Kedua sebagai strategi
pengajaran. Metode ini dimaksudkan seorang pendidik harus memiliki strategi
agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan
yang diharapkan. Ketiga, metode sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuan. Tujuan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak akan diperlukan, salah satunya adalah metode.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode
secara akurat seorang pendidik akan mampu mencapai tujuan.
( Djamarah dan
Zain, 1996 : 82)
Sebagaimana telah diketahui bahwa
metode mengajar merupakan sarana interaksi antara pendidik dengan anak didik
didalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan
adalah ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat
materi pelajaran serta denmgan kemamapuan pendidik dalam memahami dan
melaksanakan metode tersebut.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
memilih metode mengajar antara lain :
1.
Tujuan yang hendak dicapai
2.
Peserta didik
3.
Bahan atau materi yang
diajarkan
4.
Fasilitas
5.
Guru
6.
Situasi dengan berbagaiu
keadaan
7.
Kebaikan dan kelemahan metode
tertentu
8.
Partisipasi ( Zuhairini
dkk,1993 : 70 ).
Didalam pengajaran agama terdapat banyak sekali metode
yang diperguanakan seperti yang dikemukakan oleh Zuhairini, dkk (1993 : 47)
dalam bukunya “ Metodologi Pengajaran
Agama Islam “ bahwa mengajar PAI dapat menggunakan metode antara lain :
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, latihan, pemberian tugas, kerja
kelompok, karya wisata, sosio drama, system regu, problem solving dan proyek.
Harus disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan
metode mengajar mana yang baik, yang paling sesuai atau efektif. Sebab suatu
macam metode mengajar menjadi metode yang baik sekali pada seorang pendidik,
sebaliknya pada pendidik yang lain, pemakaian menjadi jelek. Itu semua tidak
lepas dari kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan menggiatkan seluruh
program kegiatan belajar mengajarnya. Apakah siswa akan terangsang atau
tertarik dan ikut serta aktif dalam kegiatan belajar sangat tergantung pada
metode yang dipakai. Artinya siswa dalam kegiatan belajar berarti makin
melekatnya hasil belajar itu dalam ingatan.
Perlu diperhatikan oleh pendidik agama yang mengajar di
madrasah, khususnya di MTs bahwa kebanyakan para siswa berasal dari kalangan
keluarga yang heterogen dari latar belakang yang berbeda. Selain kebanyakan
siswa adalah anak pondokan, yang terbiasa dengan metode ceramah (halaqah) yag
diberikan oleh ustadz/pendidik. Oleh karena itu para pendidik agama harus dapat
mendidik dan mengajarkan agama dengan metode pengajaran yang dapat
dipertanggung jawabkan. Kalau sudah demikian, maka kegiatan belajar mengajar
bisa lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka peneliti menjadikan
Kelas IIC MTs. Almaarif 02 Singosarisebagai bahan penelitian, dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Materi Fiqih Melalui Metode Kerja Kelompok Pada Siswa Kelas IIC MTs.
Almaarif 02 Singosari”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas peneliti perlu memebuat rumusan masalah, sehingga apa
yang dibahas pada baba berikutnya bisa dipahami atau merupakan pertanyaan dari
rumusan masalah ini. Rumusan masalahnya adalah apakah dengan implementasi
metode kerja kelompok bisa meningkatkan pemahaman materi fiqh siswa Kelas IIC
MTs. Almaarif 02 Singosari ?
C.
Tujuan
Berangkat dari latar belakang dan
rumusan masalah diatas maka peneliti berharap bisa mencapai tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa Kelas IIC MTs. Almaarif 02
Singosari terhadap materi fiqh.
D.
Hipotesis
Setelah mengkaji lebih dalam
tentang implementasi metode kerja kelompok dalam meningkatkan pemahaman materi
fiqh siswa kelas IIC MTs. Almaarif 02 Singosaari, maka dapat diambil kesimpulan
sementara yaitu : bahwa pemahaman siswa kelas IIC meningkat jika menerapkan
metode kerja kelompok.
E.
Manfaat
1.
Bagi siswa.
Dengan metode kerja kelompok
pengetahuan para siswa dapat bertambah disamping itu wawasan siswa tentang
materi fiqh meningkat sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Bagi Guru
Merupakan sumbangan pemikiran bagi
guru agama dalam mengajar dan akan mempermudah bagi guru dalam menyampaiakan
materi fiqh kepada para siswanya.
3.
Bagi Sekolah
Pengguanaan metode ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan dasar bagi lembaga, sekaligus
kerangka acuan dalam mengembangkan hal yang terkait dengan pengajaran proses
belajar fiqh yang lebih baik.
4.
Bagi Pengembang Kurikulum
Dapat dijadikan acuan dasar bagi
pengembang kurikulum selanjutnya, khususnya tentang penyesuaian kurikulum
dengan metodologi pengajaran agama Islam.
5.
Bagi Khasanah Ilmu
Mengembangkan dan memperluas wacana
tentang metodologi pengajaranAgama Fiqih terhadap para pendidik khususnya dan
sebagai bahan tambahan bagi perencana pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Metode kerja Kelompok
1. Pengertian Kerja Kelompok
Metode berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu “metha”
dan “hodos”. ”Metha” berarti melalui dan “hodos” berarti
jalan atau cara.yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.(Ramayulis,1990 :104)
Istiah kerja kelompok mengandung arti bahwa murid-murid
dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok, baik dalam kelompok
besar yang didasarkan pada prinsip
pencapaian tujuan bersama. (Yusuf dan
Anwar,1997:58)
Ramayulis berpendapat bahwa metode
kerja kelompok adalah penyajian materi dengan pemberian tugas-tugas untuk
mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai
tujuan bersama tugas-tugas itu dikerjakan dalam kelompok secara
bergotong-royong. Suatu kelas dapat dipandang sebagai suatu kesatuan kelompok
tersendiri dapat pula dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian dapat dibagi-bagi pula menjadi
beberapa kelompok yang lebih kecil lagi.
Semua pembagian kelompok itu amat bergantung dari tujuan dan kepentingannya.
Kemudian menurut Drs. Mahfudz Salahuddin bahwa
metode kerja kelompok adalah suatu metode mengajar, murid-murid disusun dalam
kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau pada waktu mengerjakan
tugas-tugas tertentu. (Drs.Mahfudz Salahuddin 1987:61)
Jadi metode kerja kelompok dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran dimana guru
mengelompokkan murid-murid kedalam beberapa kelompok tertentu untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan
tolong menolong.
2. Bentuk-bentuk kerja kelompok
a.
Kelompok jangka pendek
Disebut juga rapat kilat. Biasanya
kelompok jangka panjang hanya memakan waktu lebih kurang 15 menit, misalnya :
ketika seorang guru sedang menerangkan suatu pekerjaan, tiba-tiba ada suatu
masalah yang harus dipecahkan.
Guru membagi murid menjadi beberapa
kelompok untuk memecahkan masalah tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.
Selama rapat kilat, guru harus berkeliling
untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
□
Apakah murid-murid tetap pada
persoalan semula ?
□
Kalau ada yang keluar dari
persoalan perlu dicari sebab-sebabnya.
□
Apakah murid memilih ketua
kelompok dan seorang pencatat ?
□
Apakah murid menyetujui yang
demikian?
□
Apakah ada murid-murid yang
menguasai pembicaraan?
□
Apakah ada saling harga
menghargai untuk setiap para anggota?
(Ramayulis,1990 : 167-168)
b.
Kelompok jangka panjang
Yaitu kerja kelompok yang memakan
waktu lama, sesuai dengan tugas-tugas yang akan dibahas dan masalah yang akan
diselesaikan. (Ramayulis, 1990 : 168)
c.
Kerja kelompok campuran
Ini dapat dilaksanakan dengan membagi
siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kesanggupannya. Karena didalam
suatu kelas terdapat perbedaan tingkat kepandaian siswa, sehingga sulit untuk
memberikan tugas-tugas yang sama. Untuk itu guru harus membagi siswa sesuai
dengan kemampuannya.
2.
Variable-variable yang
menentukan terhadap hasil kerja kelompok.
Adapun variable-variable yang
menentukan terhadap hasil kerja kelompok adalah sebagai berikut :
□
Kecerdasan setiap anggota
kelompok dalam memahami masalah, merencanakan dan melaksanakan secara efisien .
□
Sifat-sifat kepribadian setiap
anggota kelompok terutama dalam hubungan dengan orang lain.
□
Lapangan masalah yang menjadi
perhatian kelompok merupakan hal yang sudah dikenal.
□
Pemahaman terhadap kerja
kelompok
□
Struktur tugas yang harus
dilaksanakan oleh pemimpin kelompok
□
Motivasi kelompok
□
Besarnya kelompok
□
Sukarnya tugas yang dihadapi
□
Persiapan diluar kelompok
dengan anggota dalam kelompok (Ramayulis,1990:171)
1.
Langkah-langkah
pengelompokan yang perlu diperhatikan.
Agar metode kerja kelompok dapat mencapai sasarannya,
guru harus memperhatikan langkah-langkah pelaksanaanya, sebagai berikut :
□
Guru membagi murid-murid
kedalam kelompok-kelompok yang mempertimbangakan minat dan kemampuan murid.
□
Hendaknya diusahakan, agar
jumlah masing-masing anggota kelompok tidak terlalu besar ( cukup terdiri dari
5-7 orang )
□
Jumlah anggota setiap kelompok
hendaknya seimbang dan merata dalam hal perbandingan murid yang pandai dan yang
kurang pandai, perimbangan anggota pria dan wanita.( Mahfudh Salahuddin
dkk,1987 :64)
2.
Keuntungan dan kelemahan
metode kerja kelompok
a.
Keuntungan
□
Dari segi paedagogis,
kegiatan kerja kelompok akan meningkatkan kualitas kepribadian siswa, meliputi
: kerja sama, toleransi, sikap kritis dsb.
□
Dari segi psikologis,
akan timbul persaingan, kompetisi yang sehat dan bertambah, karena akan lebih
giat melaksanakan tugas dalam kelompok masing-masing
□
Dari segi didaktik,
murid-murid yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang
kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan kompetisi antar kelompok
b.
Kelemahan
□
Metode ini memerlukan persiapan
yang lebih rumit ketimbang metode-metode lain, sehingga memerlukan dedikasi
yang lebih tinggi dari pihak guru.
□
Apabila ada persaingan yang
negatif, hasil pekerjaan menjadi buruk.
□
Bagi murid yang malas,
memperoleh kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan
besar akan mempengaruhi anggota lainnya, sehingga, usaha kelompok kerja itu
akan gagal. (Zuhairini dkk, 1993 : 89)
B.
Pengertian
Fiqih
Kata “Fiqih” menurut bahasa adalah mengetahui
sesuatu secara mendalam. Adapun sacara terminologi menurut Fuqaha (ahli
fiqih) ada beberapa definisi diantaranya adalah:
1.
Tajuddin Al-Subki mendefinisikan Fiqih yaitu ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang
bersifat ‘amali (praktis) yang digali dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili
(rinci).
2.
Abdul Wahab Khallaf mendefinisikan fiqih yaitu
kumpulan hukum-hukum syara’ yang bersifat ‘amali (praktis) yang
digali dari dalil-dalilnya yang tafsili (rinci).
Jadi materi Fiqih merupakan salah satu materi pendidikan
agama Islam yang khusus membahas tentang hukum-hukum syara’ yang digali secara qath’i
maupun dlanni untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Latar Belakang Obyek Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di MTs Almaarif 02 Singosari yang beralamatkan di jalan
Sidorejo No. 55 Singosari Malang. MTs. Almaarif 02 Singosari memiliki sebelas
kelas yang terdiri dari empat lokal kelas satu, tiga lokal kelas dua, dan empat
lokal kelas tiga. MTs Almaarif 02 Singosari memiliki visi dan misi sebagai
berikut :
a. Visi :
Bersama
umat untuk membentuk insan berilmu, terampil, beriman, dan bertaqwa
b. Misi :
1.
Melaksanakan KBM setiap hari
2.
Keterampilan komputer dan ekstrakurikuler
3.
Sholat Ashar berjama’ah dan di absen
4.
Pembinaan SKU (Syarat Kecakapan Ubudiyah)
5.
Peringatan hari-hari besar Islam (PHBI)
2. Sejarah
Berdirinya MTs. Almaarif 02 Singosari
MTs. Almaarif 02 Singosari berdiri dengan mengacu pada beberapa alternatif yang
menjadi pertimbangan atau pijakan. Keinginan mendirikan Madrasah ini telah
muncul dua tahun sebelum berdirinya (1996) yaitu pada tahun ajaran 1994 / 1995.
Karena melihat banyaknya dorongan dari masyarakat sekitar Desa Pagentan
terutama dari para tokoh masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan
setingkat SLTP, karena pendidikan yang sudah ada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (selanjutnya di bawah naungan yayasan
“Darul Mannan”) sementara ini adalah
pendidikan TKI dan SDI 01.
Selain
adanya pertimbangan atau pijakan terhadap keinginan mendirikan Madrasah ini,
adalah bermula dari banyaknya lulusan SDI 01 yng harus melanjutakan belajarnya
pada jenjang yang lebih tinggi dan tentunya searah dengan kompetensi lulusan
SDI, yaitu pada sekolah atau Madrasah yang syarat akan materi pendidikan Agama
Islam. Disamping itu, besarnya jumlah dana yang dibebankan oleh Lembaga
Pendidikan tertentu kepada calon siswa baru yang ingin melanjutkan
pendidikannya pada Lembaga Pendidikan yang dimaksud tergolong eksklusif,
sehingga kondisi tersebut semakin mendorong atas berdirinya madrasah ini untuk
menampung para calon siswa yang kurang mampu.
Adapun
faktor lain yang mendorong terhadap berdirinya MTs. Almaarif 02 Singosari ini
adalah karena bertujuan untuk menampung para calon siswa yang tidak lulus
seleksi disekolah-sekolah atau
Madrasah-Madrasah Negeri (SLTPN / MTsN) dan untuk menampung para calon
siswa yang tidak di terima oleh sekolah / madrasah lain karena kelebihan
kapasitas.
Berdasarkan
pada beberapa pertimbangan diatas, maka lembaga ini memberanikan diri untuk
mendirikan madrasah yang setingkat dengan SLTP dengan nama Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Almaarif 02. Langkah-langkah yang pertama kali ditempuh untuk
merealisasikan cita-cita ini adalah
dengan menyusun sekaligus melengkapi kepengurusan yayasan tersebut
secara lengkap, kemudian diadakan rapat pengurus untuk mendirikan madrasah
sebagaimana dimaksud yang berlangsung sampai tiga kali pertemuan.
Langkah
berikutnya adalah membentuk kepengurusan Madrasah Tsanawiyah Almaarif 02,
sekaligus penunjukkan ketua panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB), yang dalam hal
ini dipasrahkan kepada bapak Drs. Luqman Arif, dengan dana bantuan dari sekolah
terdekat yaitu saudara kandungnya SDI 01.
Pada tanggal
17 juni 1996, pengurus Madrasah atau panitia Penerimaan Siswa Baru MTs. 02
Almaarif untuk pertama kalinya menjalankan satu dari beberapa agenda, yaitu
membuka pendaftaran PSB yang kemudian diketahui bahwa jumlah formulir yang
terpakai sebanyak kurang lebih 80 (delapan puluh) eksemplar, dengan kata lain
bahwa para pelajar yang mendaftarkan diri menjadi siswa MTs. Almaarif 02
sebanyak delapan puluh orang. Jumlah tersebut amatlah jauh dari perkiraan, di
mana para pengurus hanya memprediksikan bahwa formulir yang akan terpakai
kurang lebih 45 % (empat puluh lima
persen) dari jumlah diatas.
Berkenaan
dengan dibukanya pendaftaran penerimaan siswa baru ini, panitia mengadakan
publikasi terhadap masyarakat sekitar, yang diawali dengan menginformasikan
kepada sekolah-sekolah / madrasah-madrasah terdekat (baik negeri maupun
swasta). Dengan mengirim atau mengedarkan brosur-brosur pendaftaran PSB.
Kemudian panitia juga membuat beberapa pamflet dan spanduk yang berisi tentang
pendaftaran PSB pula.
Selain dari pada itu, usaha (langkah-langkah) yang dilakukan oleh pengurus adalah dengan
mengadakan koordinasi tentang mendirikan Madrasah Tsanawiyah dengan berbagai
lembaga yang terkait, seperti Depdiknas kecamatan Singosari, Depag kabupaten
Malang, dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU kabupaten Malang.
Manuver-manuver
tersebut dilakukan dalam rangka mendapatkan status eksistensi daripada
Madrasah, sehingga pada tanggal 17 juli 1996 Depag mengeluarkan tanda bukti
sebagai Madrasah yang statusnya masih “tercatat” dengan nomor : Wm 06. 03/PP.
03. 2/2521/ 1997. status ini didapatkan setelah pengurus madrasah mengajukan
permohonan mendirikan madrasah swasta dengan nomor : Pc./36/a-6/II/1997 atas
nama pengurus pimpinan cabang lembaga pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Malang,
yang surat
tembusannya dikiramkan (diajukan) pada
kantor wilayah Depag Jawa Timur
Pada tanggal
4 juni 1998, Madrasah ini mendapatkan surat
rekomendasi dan pengawasan Depag kantor wilayah Depag Jawa Timur, dengan nomor
: Wm. 01. 04/ P.P. 00. 63/ 88. sebagai pertimbangan status terdaftar dengan
syarat sudah melangsungkan kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dan tepat pada
tanggal 19 Oktober 1998 MTs Almaarif 02 Singosari resmi memperoleh status
terdaftar.
Sejarah
singkat perjalanan MTs. Almaarif 02 Singosari ini bukan berarti tidak memiliki
rintangan atau halangan dalam merealisasaikan cita-cita tersebut, namun yang
paling teringat oleh bapak Drs. Moh. Mahfudz, sebagai salah satu pencetus ide
mendirikan madrasah ini adalah ketika mengkonfirmasikan pendirian madrasah ini
kepada pengurus Diknas kecamatan yang pada waktu itu kepala Diknasnya beragama
nasrani. Bisa dibayangkan masalah apa yang akan didapat oleh pengurus madrasah
ketika ia atau mereka harus berhadapan dengan kepala Diknas kecamatan yang
beragama nasrani tersebut. Yaitu karena ketidaksepahaman aliran, agama, dan
kepercayaan antara pihak madrasah dan kepala Diknas kecamatan itu, sehingga
pihak sekolah tidak mendapatkan legitimasi dari pihak Diknas kecamatan. Namun
hal ini dapat segera diatasi dengan solusi menempuh pihak Depag yang kemudian
mendapatkan SK dengan nomor sebagaimana tersebut diatas.
Sekedar
informasi bahwasanya pada awalnya madrasah ini mampu meluluskan siswa-siswi
kurang lebih sebanyak tujuh puluh siswa. Dan karena perkembangannya yang amat
pesat pada tahun-tahun berikutnya madrasah ini mampu meluluskan sekitar seratus
empat puluhan siswa-siswi.
Dari segi
fisik, pada saat ini MTs. Almaarif 02 Singosari memiliki ruang PBM sebanyak
sebelas ruangan, dan pada saat ini madrasah yang berada dibawah naungan yayasan
Darul Mannan ini sedang membangun gedung-gedung tambahan mengingat animo
masyarakat yang begitu besar terhadap eksistensi madrasah ini.
MTs.
Almaarif 02 Singosari – yang pada awal berdirinya ini – secara administratif
masih bernaung dibawah MTs. Almaarif 01. Madrasah Almaarif 02 Singosari
merupakan madrasah yang berada ditengah-tengah masyarakat pasar singosari,
tepatnya dibelakang pasar dengan alamat Jl. Sidorejo 55, kel. Pagentan
Singosari Malang sekitar 100 (seratus) meter dari jalan raya.
B.
Rencana tindakan
1.
Perencanaan tindakan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi metode kerja
kelompok dalam meningkatkan pemahaman materi Fiqh pada siswa kelas IIC MTs.
Almaarif 02 Singosari. Untuk itu perlu kiranya dirumuskan skenario penelitian
dari hal persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi.
2.
Implementasi tindakan
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 pekan mulai tanggal 24 Agustus 2005
sampai tanggal 31 Agustus 2005. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan dua
kali pertemuan, sbb :
Pertemuan pertama (10 Agustus 2005)
Tahap awal : Salam pembuka, appersepsi, motivasi, pretest, observasi kelas dan perkenalan
antara peneliti dan siswa.
Tahap inti : 1.
Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok terdiri dari 10-11 anak.
3. Tugas masing-masing kelompok antara lain :
a.
Kelompok I
□
Pengertian puasa dan dalil
tentang puasa
□
Syarat dan rukun puasa
b.
Kelompok II
□
Amalan sunnah dan makruh ketika
berpuasa
□
Hal-hal yang membatalkan puasa
c.
Kelompok III
□
Orang-orang yang boleh tidak
berpuasa dan cara menggantinya.
□
Macam-macam puasa
d.
Kelompok IV
□
Cara melaksanakan puasa
□
Manfaat puasa
4. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
Tahap akhir : Post test, kesimpulan, salam penutup
Pertemuan kedua (24 Agustus 2005)
Tahap awal : Salam pembuka, appersepsi, motivasi, pretest.
Tahap
inti :
Menjelaskan materi dengan metode ceramah,
kemudian peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang sudah ditetapkan, yang berhubungan dengan puasa ramadhan.
Dengan metode kerja kelompok siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah itu 3
orang perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawabannya
didepan kelas.
Tahap akhir : Post test, kesimpulan hasil kerja kelompok
oleh siswa, guru memberi kesimpulan dan penilaian, diakhiri kegiatan belajar
mengajar dengan salam penutup
Pertemuan Ketiga ( 31 September 2005)
Tahap awal : Salam
pembuka, appersepsi, motivasi, pretest.
Tahap inti : Menjelaskan
materi kepada siswa tentang Puasa nadzar dan puasa Sunnah, dengan metode
ceramah, kemudian peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang sudah ditetapkan, dengan metode kerja kelompok,
setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawabannya di depan
kelas.
Tahap akhir : Post
test, kesimpulan, salam penutup.
Pertemuan
Keempat (1 September 2005)
Tahap awal : Salam
pembuka, appersepsi, motivasi, pretest.
Tahap inti : Menjelaskan
materi secara umum tentang zakat fitrah dengan mempergunakan metode ceramah.
Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas sub bahasan
materi zakat , dengan metode kerja kerja kelompok, setelah itu masing-masing
perwakilan dari kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
Tahap akhir : Post
test, kesimpulan, salam penutup.
Pertemuan Kelima (8 September 2005)
Tahap awal : Salam
pembuka, appersepsi, motivasi, pretest tentang zakat.
Tahap inti : Peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk menjawab pertanyaan yang sudah
ditetapkan, yang berhubungan dengan materi zakat harta, dengan metode kerja
kelompok, setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawabannya
di depan kelas.
Tahap akhir : Post
test, kesimpulan, salam penutup.
3.
Observasi dan
Interpretasi
Dalam kegiatan belajar mengajar,
ketika metode kerja kelompok digunakan, guru atau peneliti bertugas sebagai
fasilitator yaitu memfasilitasi jalannya kerja kelompok antar sesama anggota
kelompok dengan memberi pertanyaan terlebih dahulu. Sebagaimana yang telah
peneliti amati, dalam proses kerja kelompok berlangsung siswa terlihat antusias
mengikuti jalannya diskusi antar sesama anggota. Mereka mendiskusikan tentang
jawaban atas pertanyaan.
Setelah selesai mengerjakan, siswa
mempresentasikan hasil jawaban mereka. Selama proses kerja kelompok sampai
presentasi peneliti mulai menilai hasil kerja mereka.
4.
Analisis dan refleksi
Setelah peneliti mendapatkan data
lapangan peneliti perlu kiranya untuk mengolah data tersebut atau perlu
mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh. Peneliti memproses data yang
diperoleh dengan menganalisis kembali data-data dengan cara mengumpulkan
berbagai data yang diperoleh dan memilah-milahnya dengan harapan data yang
terpilih adalah data yang bisa mewakili apa yang dicari oleh peneliti. Setelah
data diperoleh peneliti mulai menganalisisnya untuk mendapatkan apa yang
diperoleh dari data tersebut.
Setelah data didapat dan peneliti
menemukan apa yang diinginkan yaitu adanya data yang mendukung bahwa dengan
penggunaan metode kerja kelompok
ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi fiqh yang
dibuktikan dengan hasil presentasi, post test dan hasil selama diskusi.
C. Siklus Penelitian.
Dalam melaksanakan metode kerja kelompok, metode ini
dilakukan satu kali pertemuan pada setiap pokok bahasan yaitu :
Siklus : I
Waktu : 10 Agustus
2005
PB : Puasa
Perlakuan :
□
Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jumlah bangku, dengan cara perkelompok terdiri dari dua
bangku terdiri dari min: 10 siswa dan maksimal: 11 siswa, kemudian menjelaskan
tentang manfaat dari pada kerja kelompok
□
Peneliti memberi dua buah sub
bahasan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan harus dibahas oleh masing-masing
kelompok dengan berdiskusi dan hasilnya dituilis dalam satu lembar kertas
jawaban / kelompok
□
Peneliti mengamati jalannya
kerja kelompok dan menilai jalannya kerja kelompok. Setelah selesai, setiap
kelompok diwakili salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil jawabannya
secara bergantian.
□
Kemudian peneliti menerangkan
jawaban yang sebenarnya.
Siklus : II
Waktu : 24 Agustus
2005
PB : Puasa
Ramadhan
Perlakuan :
□
Seperti halnya dengan siklus
pertama, hanya saja pada setiap kelompok diberi beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan situasi dan kondisi sekarang ini,yang perlu pemecahan masalah.
□
Setelah selesai menjawab dan
lembar jawabannya dikumpulkan, peneliti kembali memberi pertanyaan yang sama
pada masing-masing kelompok secara bergantian. Hal ini dimaksudkan apakah
jawaban mereka sesuai dengan jawaban yang ada pada lembar jawaban mereka?.
□
Setelah itu peneliti
menerangkan kembali jawaban yang dikemukakan oleh masing-masing kelompok tadi.
Siklus : III
Waktu : 31 Agustus
2005
PB : Puasa
Nadzar dan Puasa Sunnah
□
Seperti halnya dengan siklus
kedua, setiap kelompok diberi beberapa pertanyaan tentang puasa nadzar dan
puasa sunnah yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi sekarang ini,yang perlu
pemecahan masalah.
□
Peneliti mengamati jalannya
kerja kelompok dan menilai jalannya kerja kelompok. Setelah selesai, setiap
kelompok diwakili salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil jawabannya
secara bergantian.
□
Setelah itu peneliti
menerangkan kembali jawaban yang dikemukakan oleh masing-masing kelompok tadi.
Siklus : IV
Waktu : 1
September 2005
PB : Zakat
Fitrah
□
Seperti halnya siklus kedua dan
ketiga, disini setiap kelompok diberi beberapa pertanyaan tentang zakat
fitrah yang dikaitkan dengan situasi dan
kondisi sekarang ini, yang perlu pemecahan masalah.
□
Setelah selesai menjawab dan
lembar jawabannya dikumpulkan, peneliti kembali memberi pertanyaan yang sama
pada masing-masing kelompok secara bergantian. Hal ini dimaksudkan apakah
jawaban mereka sesuai dengan jawaban yang ada pada lembar jawaban mereka?
□
Setelah itu peneliti
menerangkan kembali jawaban yang dikemukakan oleh masing-masing kelompok tadi.
□
Kemudian peneliti menerangkan
jawaban yang sebenarnya.
Siklus : V
Waktu : 8 September
2005
PB : Zakat
Harta
□
Seperti halnya siklus kedua dan
ketiga, tetapi disini peneliti tidak memberikan pertanyaan untuk dijawab,
tetapi setiap kelompok ditugasi untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
pokok bahasan, kemudian pertanyaan tadi ditukar dengan kelompok lain untuk
dijawab.
□
Kemudian lembar jawaban
diserahkan kepada peneliti untuk diperiksan jawabannya terlebih dahulu.
□
Peneliti selanjutnya menunjuk
salah satu kelompok yang menjawab pertanyaan dari kelompok yang lain, kemudian
peneliti mengembalikan lagi pertanyaan pada kelompok yang memberi jawaban.
□
Peneliti menerangkan jawaban
yang dikemukakan oleh kelompok yang menjawab pertanyaan.
D.
Pembuatan Instrumen
Untuk menentukan instrumen penelitian yang digunakan
dalam peneitian ini sangat terkait dan tergantung pada teknik pengumpulan data
yang digunakan. Adapun yang dimaksud dengan instrumen adalah “alat pada waktu
peneliti menggunakan sesuatu metode”.(Suharsimi Arikunto, 1992 : 121 )
Dalam melakukan penelitian tentang peningkatan pemahaman
siswa kelas IIC terhadap materi fiqh, dan agar penelitian dapat berjalan sesuai
rencana tindakan, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen diantaranya
yaitu:
a.
Tes. Tes ini berbentuk post
test, yakni tes yang dilakukan pada akhir bab selesai.
b.
Observasi, adalah “menggunakan
pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi,
proses dan perilaku”. (Sanapiah Faisal, 1990 : 52)
Dalam hal ini peneliti mengamati
jalannya kerja kelompok, selain itu yang paling penting adalah mengamati
jawaban kelompok yang di presentasikan.
E. Pengumpulan Data
Persiapan yang matang akan suatu penelitian akan
menghasilkan data-data yang akan diperoleh sampai akurat. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan beberapa prosedur atau cara dalam mengumpulkan data yaitu:
1.
Pengamatan partisipatif
Penelitian pasrtisipatif adalah terlibat secara
langsung dan bersifat aktif dalam turut
mengumpulkan data yang diinginkan, peneliti juga sering mengarahkan obyek yang
diteliti untuk melakukan tindakan yang mengarah pada keperluan data yang di
inginkan oleh peneliti.
2.
Observasi aktivitas kelas
Observasi semacam ini digunakan oleh
peneliti pada saat peneliti terjun dalam KBM di kelas dengan menggunakan metode
kerja kelompok. Dari sini peneliti mendapat gambaran secara langsung suasana
kelas, sehingga peneliti bisa mengambil tindakan selanjutnya untuk meningkatkan
metode kerja kelompok yang lebih efektif dan efisien.
3.
Pengumpulan hasil belajar
Data yang ada dilapangan akan diukur
oleh peneliti dengan perolehan dari nilai pada saat post tes. Peningkatan nilai
dapat dikatakan sebagai bukti penggunaan
metode kerja kelompok, sehingga hal ini bisa direkomendasikan pada guru-guru
P.A.I guna meningkatkan pemahaman siswa terutama dalam materi fiqh.
F.
Indikator Kinerja
Sebelum ditentukan kriteria keberhasilan siswa dalam melaksanakan
metode kerja kelompok perlu diketahui sebab-sebab mengapa siswa kurang begitu
memahami materi fiqh?. Setelah diketahui sebab-sebabnya, peneliti menggunakan
metode kerja kelompok sebagai cara yang paling efektif untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang materi fiqh.
Pemahaman siswa dapat meningkat jika memenuhi kriteria
keberhasilan yaitu sbb:
□
Hasil jawaban yang
dipresentasikan memuaskan
□
Peran serta siswa dalam
mengeluarkan ide-ide untuk menambah jawaban.
□
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyan kelompok lain
Dan kriteria keberhasilan
dapat diukur dengan :
□
Tepat tidaknya jawaban yang
dikemukakan melalui presentasi
□
Lengkap tidaknya jawaban yang
diperoleh dari ide-ide para anggota kelompok.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Dalam meneliti permasalahan tentang peningkatan
pemahaman siswa kelas IIC MTs. Almaarif 02 Singosari, terhadap materi fiqh
dengan menerapkan metode kerja kelompok, peneliti melakukan penelitian melalui
beberapa siklus. Agar penelitian ini berhasil peneliti sebelumnya menggunakan
beberapa tahapan yaitu:
1.
Perencanaan
Dengan menggunakan metode kerja
kelompok akan memberi kesempatan pada siswa dalam mengembangkan ide-ide mereka
tentang jawaban dari pertanyaan, sehingga wawasan mereka tentang materi
kaifiyat puasa luas. Disamping itu sifat saling menghargai dapat berkembang
dalam diri mereka.
2.
Pelaksanaan
Agar perencanaan dapat berjalan
dengan lancar, maka ada beberapa proses yang harus dilalui yaitu :
b
Membentuk kelompok
Peneliti bersama murid membentuk
kelompok-kelompok belajar. Pada kesempatan ini peneliti menjelaskan tujuan dan
gambaran mengenai kegiatan–kegiatan yang harus dikerjakan, sehingga murid-murid
menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok.
c
Pemberian tugas-tugas pada
kelompok
Peneliti memberi tugas pada setiap
kelompok dengan pertanyaan yang sama yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan
puasa.
d
Masing-masing kelompok
mengerjakan tugasnya.
Disamping itu peneliti mengawasi,
menggairahkan atau menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin
ketertiban dan kelancaran kerja kelompok.
e
Peneliti melakukan penilaian.
Dalam hal penilaian peneliti bukan
saja menilai terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga
terhadap cara bekerja sama dan yang paling penting adalah hasil presentasi
mereka.
3.
Pengamatan
Untuk mengamati tingkat pemahaman
siswa terhadap materi fiqh, peneliti menggunakan beberapa instrumen yaitu :
a.
Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini peneliti
menggunakan evaluasi bentuk post test, yaitu evaluasi yang dilakukan pada akhir
pokok bahasan habis. Dimana tingkat pemahaman siswa kelas IIC dapat dilihat
dibawah ini :
a.1. Analisis post
test
NO
NAMA
NILAI
NO
NAMA
NILAI
1
ACHMAD
AFANDI
72.5
24
MOHAMMAD
NURI
60
2
AGUS
SUPRIYANTO
65
25
MOCH. MIFTAH
75
3
ANIS
KHADROTUL L
71
26
MUH. ISROFI
82.5
4
AYU PUTRI
PRATIWI
100
27
MUH.
NOVIATO
56
5
BELGIS FERDINA N
93.5
28
MUH.
RUDIANSYAH
0
6
CHOIRUN
NASIR
97.5
29
MUH.
YASIN
7
DEBBY NUR
CAHYO
97.5
30
NIVITASARI
55
8
DIAN
LUTFI
46
31
NURUL
MUFIDAH
55
9
EKO
YULIANTONO
82.5
32
RISA
UTAMI NINGSIH
88.5
10
ELIS NURSIANA
73.5
33
ROIDHATUL
KH
92.5
11
FANDI
AGUS R
70
34
RR.
NOFITA FIRDA
78.5
12
FARIDA
MASLUCHAH
92.5
35
SAIFUL
ANWAR
13
FARIS DWI
PURNOMO
60
36
SEPTIAN
DWI C
77.5
14
FARITA
MAULANA
56
37
SHOFIATUM
M
77.5
15
IKA
WAHYUNING I
90
38
SITI
KHOTIMAH
73.5
16
IMAM
GHOZALI
0
39
SOFIATI
66
17
IMAM
ISRODIANSYAH
0
40
SRI
WAHYUNINGSIH
61
18
IRJI’
ZULKARNAIN
80
41
SUCIK
RAHMAWATI
90
19
IWAN
WAHYYUDI
50
42
SUGENG
MULYONO
67
20
LUKMAN
HAKIM
72.5
43
SUWAYBATUL
I
90
21
MILHAN
KOMALA
0
44
WIKA
WIDAYANTI
55
22
MISTAKHUL
ANITA
75
45
NADLIFATUS
ZAAHRO
100
23
MOCHAMMAD
IQBAL
70
46
ANA
MUNTADHIROH
87.5
Untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa kelas II C MTs al-Ma’arif 01 Singosari Malang , maka dalam hal ini peneliti
menggunakan beberapa keterangan untuk hasil nilai yang dicapai yaitu :
□
Nilai 85-100 : sangat baik
□
Nilai 70-85 : baik
□
Nilai 65-70 : cukup baik
□
Nilai 50-65 : kurang
Pada hasil post test diatas dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat :
□
Nilai 85-100 : 16
siswa
□
Nilal 70-85 :
14 siswa
□
Nilai 65-70 : 2 siswa
□
Nilai 50-65 : 7 siswa
Dari hasil yang diperoleh, maka dapat
dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode kerja kelompok siswa kelas II
C MTs al-Ma’arif 02 Singosari Malang
dapat memahami materi Fiqih.
a2. Analisis sikap siswa selama kerja kelompok berlangsung.
NO
NAMA
Kesungguhan
Inisiatif
Kerjasama
Jumlah
1
ACHMAD
AFANDI
20
20
30
70
2
AGUS
SUPRIYANTO
20
20
30
70
3
ANIS
KHADROTUL L
30
10
20
60
4
AYU PUTRI
PRATIWI
30
30
30
90
5
BELGIS FERDINA N
30
30
30
90
6
CHOIRUN
NASIR
30
30
30
90
7
DEBBY NUR
CAHYO
30
20
30
80
8
DIAN
LUTFI
20
10
20
50
9
EKO
YULIANTONO
30
20
30
80
10
ELIS NURSIANA
20
30
30
80
11
FANDI
AGUS R
20
20
30
70
12
FARIDA
MASLUCHAH
30
30
30
90
13
FARIS DWI
PURNOMO
20
10
20
50
14
FARITA
MAULANA
20
10
20
50
15
IKA
WAHYUNING I
30
30
30
90
16
IMAM
GHOZALI
20
10
20
50
17
IMAM
ISRODIANSYAH
10
20
20
50
18
IRJI’
ZULKARNAIN
30
30
30
90
19
IWAN
WAHYYUDI
10
20
20
50
20
LUKMAN
HAKIM
20
20
30
70
21
MILHAN
KOMALA
10
20
20
50
22
MISTAKHUL
ANITA
20
20
20
60
23
MOCHAMMAD
IQBAL
20
30
30
80
24
MOHAMMAD
NURI
20
20
20
60
25
MOCH.
MIFTAH
20
20
30
70
26
MUH. ISROFI
20
30
30
80
27
MUH.
NOVIATO
10
30
30
70
28
MUH.
RUDIANSYAH
10
20
30
60
29
MUH.
YASIN
Keluar
30
NOVITASARI
10
30
20
60
31
NURUL
MUFIDAH
10
30
30
70
32
RISA
UTAMI NINGSIH
30
30
30
90
33
ROIDHATUL
KH
30
30
30
90
34
RR.
NOFITA FIRDA
20
30
30
80
35
SAIFUL
ANWAR
Keluar
36
SEPTIAN
DWI C
20
30
30
80
37
SHOFIATUM
M
20
10
20
50
38
SITI
KHOTIMAH
20
20
30
70
39
SOFIATI
20
30
30
80
40
SRI
WAHYUNINGSIH
10
30
20
60
41
SUCIK
RAHMAWATI
30
30
30
90
42
SUGENG
MULYONO
20
20
30
70
43
SUWAYBATUL
I
30
30
30
90
44
WIKA
WIDAYANTI
20
10
20
50
45
NADLIFATUS
ZAAHRO
30
30
30
90
46
ANA
MUNTADHIROH
30
30
30
90
Sedangkan untuk mengetahui sikap siswa selama menerapkan
metode kerja kelompok, maka nilai sikap terdiri tiga kategori, yaitu : kesungguhan, inisiatif dan
kerja sama. Semua sikap tersebut dikatakan :
□
Sangat baik, jika nilai
mencapai 90
□
Baik, jika nilai mencapai 80
□
Cukup baik, jika nilai mencapai
70
□
Kurang baik, jika nilia
mencapai 60
□
Sangat kurang, jika nilai
mencapai 50
Dari analisa sikap diatas, maka dapat diketahui bahwa :
□
Siswa yang mencapai nilai 90 :
12 siswa
□
Siswa yang mencapai nilai 80 : 8
siswa
□
Siswa yang mencapai nilai 70 : 9
siswa
□
Siswa yang mencapai nilai 60 : 7
siswa
□
Siswa yang mencapai nilai 50 : 8
siswa
Melihat perolehan nilai siswa kelas II C diatas, maka
sikap siswa selama mengerjakan tugas kelompok adalah sebagian besar sangat
baik.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, dalam
mengerjakan tugas kelompok, para siswa sangat antusias, hal tersebut dapat
dilihat dari :
□
Siswa ikut serta dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
□
Kerja sama antar anggota
kelompok
□
Kesungguhan mereka dalam
mengerjakan tugas kelompok.
□
Ide atau inisiatif jawaban
□
Dari hasil post test
□
Dari hasil sikap kerja kelompok
B.
Pembahasan
Melihat dari data yang diperoleh dan beberapa temuan
dari penelitian baik tingkah laku atau yang lainnya yang diperlihatkan oleh
objek penelitian. Maka dapat digaris bawahi bahwa ada peningkatan siwa Kelas
IIC MTs. Almaarif 02 Singosari dalam memahami materi fiqh. Hal ini sesuai
dengan dengan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengadakan observasi baik
secara mendalam maupun dengan mengadakan post test. Sehingga dari kedua
kegiatan ini diperoleh data yang akurat dan valid.
Dan melihat dari hasil observasi terhadap objek
penelitian ternyata ada beberapa sebab kekurang pahaman siswa terhadap materi
fiqh yaitu : pertama, dari faktor internal yaitu dari siswa sendiri yang kurang memperhatikan
penjelasan peneliti. Serta sulit diaturnya siswa kelas IIC, sehingga sering
gaduh terutama siswa laki-laki. Kedua, gaduhnya suasana di luar kelas;
siswa kelas lain mengganggu jalannya KBM.
Oleh karena itu penyebab diatas harus diminimalisasikan
agar perhatian siswa terhadap materi fiqh meningkat. Salah satu cara yang
ditempuh oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode kerja kelompok. Dengan
metode ini siswa dapat bertukar pikiran
tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Sehingga pemahaman siswa dapat meningkat.
Setelah metode kerja kelompok
terlaksana, dan peneliti sendiri mengamati jalannya diskusi dari beberapa
kelompok dan peneliti memerintah mereka utnuk mempresentasikan hasil jawaban
mereka didepan kelas, ternyata pemahaman mereka meningkat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan beberapa kriteria keberhasilan yaitu :
□
Hasil presentasi siswa, yaitu
jawaban mereka memuaskan
□
Peran serta siswa dalam
berinisiatif tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
□
Kemudian kriteria keberhasilan
dapat diukur jika :
□
Siswa dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat dan benar
□
Inisiatif yang dikelurkan oleh
anggota kelompok dapat melengkapi jawaban.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan
adanya data yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Maka dapat dikatakan
bahwa antara hipotesa peneliti ada kecocokan
dengan hasil penelitian yaitu diketahui bahwa penerapan metode kerja
kelompok dalam penyampaian materi fiqh dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas
IIC MTs. Almaarif 02 Singosari. Hal ini dapat diketahui dengan perolehan nilai
post tes dan melalui sikap selama siswa bekerja kelompok. Jadi inti dari
kesimpulan ini yaitu :
□
Untuk siswa meningkatkan
pemahaman siswa serta meningkatkan hasil
belajar siwa terhadap materi Fiqh perlu digunakan metode yang sesuai dengan
keadaan siswa.
□
Metode kerja kelompok yang
digunakan dianggap sesuai dengan materi yang yang diajarkan yaitu materi fiqh
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
□
Respon serta minat belajar
siswa baik jika mengggunakan metode kerja kelompok. Hal ini dapat dilihat dari
sikap siswa selama mengerjakan tugas secara berkelompok.
B.
Saran
Ada beberapa saran yang bersifat konstruktif yang bisa peneliti berikan
yang semua ini untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan penggunaan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran materi Fiqh yaitu :
1.
Sebaiknya guru lebih
mempersiapkan diri dengan menguasai materi yang diajarkan serta mampu
memperluas penjelasan tentang materi yang akan dibahas khususnya guru PAI.
2.
Guru PAI diharapkan bisa
meyakinkan siswa serta berusaha mencari cara agar materi PAI tidak membosankan
dan dapat menggairahkan semangat belajar mereka.
3.
Seorang guru harus mengetahui
kondisi siswanya, sebelum menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara,Yogyakarta ,
1989.
Ramayulis, Metodologi Pengajaran
Agama Islam,Kalam Mulia, Jakarta ,1990.
Subroto,B. Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,
Rineka Cipta, Jakarta ,
1997.
Thoha, Chabib, dkk, Metodologi Pengajaran Agama,
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang ,
1999.
Zuhairini, dkk, Methode Khusus
Pendidikan Agama, Biro Fak.Tar.IAIN Sunan Ampel malang ,
Malang , 1983 .
BAB I
NO
NAMA
NILAI
NO
NAMA
NILAI
1
ACHMAD
AFANDI
72.5
24
MOHAMMAD
NURI
60
2
AGUS
SUPRIYANTO
65
25
MOCH. MIFTAH
75
3
ANIS
KHADROTUL L
71
26
MUH. ISROFI
82.5
4
AYU PUTRI
PRATIWI
100
27
MUH.
NOVIATO
56
5
BELGIS FERDINA N
93.5
28
MUH.
RUDIANSYAH
0
6
CHOIRUN
NASIR
97.5
29
MUH.
YASIN
7
DEBBY NUR
CAHYO
97.5
30
NIVITASARI
55
8
DIAN
LUTFI
46
31
NURUL
MUFIDAH
55
9
EKO
YULIANTONO
82.5
32
RISA
UTAMI NINGSIH
88.5
10
73.5
33
ROIDHATUL
KH
92.5
11
FANDI
AGUS R
70
34
RR.
NOFITA FIRDA
78.5
12
FARIDA
MASLUCHAH
92.5
35
SAIFUL
ANWAR
13
FARIS DWI
PURNOMO
60
36
SEPTIAN
DWI C
77.5
14
FARITA
MAULANA
56
37
SHOFIATUM
M
77.5
15
IKA
WAHYUNING I
90
38
SITI
KHOTIMAH
73.5
16
IMAM
GHOZALI
0
39
SOFIATI
66
17
IMAM
ISRODIANSYAH
0
40
SRI
WAHYUNINGSIH
61
18
IRJI’
ZULKARNAIN
80
41
SUCIK
RAHMAWATI
90
19
IWAN
WAHYYUDI
50
42
SUGENG
MULYONO
67
20
LUKMAN
HAKIM
72.5
43
SUWAYBATUL
I
90
21
MILHAN
KOMALA
0
44
WIKA
WIDAYANTI
55
22
MISTAKHUL
ANITA
75
45
NADLIFATUS
ZAAHRO
100
23
MOCHAMMAD
IQBAL
70
46
ANA
MUNTADHIROH
87.5
NO
NAMA
Kesungguhan
Inisiatif
Kerjasama
Jumlah
1
ACHMAD
AFANDI
20
20
30
70
2
AGUS
SUPRIYANTO
20
20
30
70
3
ANIS
KHADROTUL L
30
10
20
60
4
AYU PUTRI
PRATIWI
30
30
30
90
5
BELGIS FERDINA N
30
30
30
90
6
CHOIRUN
NASIR
30
30
30
90
7
DEBBY NUR
CAHYO
30
20
30
80
8
DIAN
LUTFI
20
10
20
50
9
EKO
YULIANTONO
30
20
30
80
10
20
30
30
80
11
FANDI
AGUS R
20
20
30
70
12
FARIDA
MASLUCHAH
30
30
30
90
13
FARIS DWI
PURNOMO
20
10
20
50
14
FARITA
MAULANA
20
10
20
50
15
IKA
WAHYUNING I
30
30
30
90
16
IMAM
GHOZALI
20
10
20
50
17
IMAM
ISRODIANSYAH
10
20
20
50
18
IRJI’
ZULKARNAIN
30
30
30
90
19
IWAN
WAHYYUDI
10
20
20
50
20
LUKMAN
HAKIM
20
20
30
70
21
MILHAN
KOMALA
10
20
20
50
22
MISTAKHUL
ANITA
20
20
20
60
23
MOCHAMMAD
IQBAL
20
30
30
80
24
MOHAMMAD
NURI
20
20
20
60
25
MOCH.
MIFTAH
20
20
30
70
26
MUH. ISROFI
20
30
30
80
27
MUH.
NOVIATO
10
30
30
70
28
MUH.
RUDIANSYAH
10
20
30
60
29
MUH.
YASIN
Keluar
30
NOVITASARI
10
30
20
60
31
NURUL
MUFIDAH
10
30
30
70
32
RISA
UTAMI NINGSIH
30
30
30
90
33
ROIDHATUL
KH
30
30
30
90
34
RR.
NOFITA FIRDA
20
30
30
80
35
SAIFUL
ANWAR
Keluar
36
SEPTIAN
DWI C
20
30
30
80
37
SHOFIATUM
M
20
10
20
50
38
SITI
KHOTIMAH
20
20
30
70
39
SOFIATI
20
30
30
80
40
SRI
WAHYUNINGSIH
10
30
20
60
41
SUCIK
RAHMAWATI
30
30
30
90
42
SUGENG
MULYONO
20
20
30
70
43
SUWAYBATUL
I
30
30
30
90
44
WIKA
WIDAYANTI
20
10
20
50
45
NADLIFATUS
ZAAHRO
30
30
30
90
46
ANA
MUNTADHIROH
30
30
30
90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar